
21 Juli 2008 pukul 07.30
Tadinya berencana untuk mengerjakan LPJ triwulan departemen dalam negeri BEM UNJ 2008 di rumah. Meskipun katanya hari itu ulang tahun, tapi tetap saja tanggung jawab adalah tanggung jawab dan harus 100 persen dilakukan. Tapi, baru saja aku memulai tiba-tiba sepupuku (saat itu masih tinggal di rumah dan semenjak nikah sudah pindah tinggal dengan suaminya) bilang, "Nurul, hari ini ulang tahun ya?". Aku hanya terbengong-bengong mendengar sepupuku karena bingung beliau tahu dari mana. "Banyak teman-temannya di luar dan kayanya bawa kue deh", lanjut sepupuku bilang. Otomatis, aku terkejut. Teman-temanku, pagi-pagi gini datang ke rumah padahal rumah mereka jauh-jauh banget dan pake bawa kue pula. Plus, aku dalam kondisi yang belum bersih-bersih. Hoalah, lengkap sudah mereka memberikan kejutan di hari itu.
Akhirnya, aku langsung ngibrit ke kamar untuk berganti pakaian dan menyambut mereka di rumah. Mereka tertawa sangat puas dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun saat kubuka pintu. Pake acara direkam dan foto-foto segala lagi. Bener-bener sukses deh ngerjain aku saat itu. Setelah itu, kue pun dipotong dan kami ngobrol ngalor ngidul sebelum berangkat lagi ke kampus. Dan ternyata, aku baru tahu kalau mereka kumpul dari jam 5 pagi di kampus. Terharunya ...
Dulu, rencana itu sebenarnya kami sempat susun untuk temanku yang berulang tahun di bulan Juni tapi tidak sempat direalisasikan. Dan tak disangka mereka menjalankan misi itu untukku. Seru.
Oia, sampai di rumah juga mereka tak henti-hentinya mengerjai aku dengan minta sarapan dan berbagai permintaan aneh lainnya. Yo wisslah, kuturuti saja. Tapi ada kejadian aneh. Ada salah seorang temanku yang izin ke toilet. Setelah lebih dari 10 menit kami kebingungan karena dia gak keluar-keluar juga. Ternyata, setelah lewat dari 15 menit dia keluar juga dan memelas sambil mengatakan "Nurul, WC-nya mampet ya???". Alhasil, aku yang sudah bercerita pada teman-teman saat dia di toilet pun tertawa ngakak dengan melihat tampangnya yang memelas. Kondisinya saat itu, WC di rumahku memang agak bermasalah. Kasihan, jadi obyek tertawaan. Setelah puas, kami pun turing ke kampus naik motor. Dan di kampus, masih saja mereka minta traktir tapi bukan sama aku. Sehari sebelumnya ada temanku yang juga ulang tahun, alhasil makan-makanlah kita. Itulah hobi kami semenjak di BEM, makan-makan dan wisata kuliner setelah maghrib.
***
21 Juli 2009
Hariku dihabiskan untuk berkencan dengan tumpukan buku dan skripsi kala itu. Karena keesokan harinya adalah jadwalku sidang. Panik, karena yang menguji adalah salah seorang profesor yang merupakan pencetus jurusanku ini ada di Indonesia. Pastinya, beliau akan sangat perfeksionis. Belum lagi, salah seorang pembimbingku adalah profesor juga yang terkenal melankolis banget dan sisi perfeksionisnya tidak ada yang bisa menandingi. Ditambah lagi, 3 dosen penguji lain (salah satunya pembimbingku) adalah dosen yang kompeten banget di bidangnya. Pokoknya, bayangan buruk waktu seminar hasil terus mengikutiku kala itu.
Seminar hasil tanggal 24 Juni 2009 adalah hasil presentasi terburukku selama kuliah dan seumur hidup. Tidak pernah aku mengalami kondisi se-blank itu. Sampai-sampai setiap omongan dan saran dosen tak kucerna baik di otakku. Alhasil, setelah seminar hasil aku terancam untuk tidak bisa ikut sidang dan lulus semester itu. Lengkap sudah. Aku bersama 2 orang lainnya memiliki nasib yang sama. Akhirnya kami berjuang, hingga diizinkan untuk seidang. Itupun H-5, kami masih harus revisi dalam jumlah yang tak sedikit. Sempurna. Karena itu, aku cukup panik menghadapi sidang.
Akhirnya, waktuku habis untuk belajar dan belajar serta mengoreksi bahan presentasi jika ada yang kurang sempurna. Praktek sana-sini karena presentasi hanya diberi waktu 10 menit. Lebih dari 250 halaman skripsi, ku-ludes habis. Mencoba menikmati dan membayangkan jasa orangtuaku yang sudah sangat berharap aku lulus. Terlebih. aku sudah janji untuk lulus semester itu (10 semester aku berkuliah) karena untuk 2 semester lainnya aku gunakan untuk organisasi. Orangtuaku kujadikan motivator untuk bisa tampil sebaik mungkin besok.
Dan sidang skripsi pun dimulai. Aku presentasi dengan waktu tersingkat, 8 menit saja. Tapi, karena aku adalah tipe orang dengan ritme bicara yang cukup cepat alhasil dosen pun mengomentari ritme bicaraku. Kumaklumi. Tapi, yang tak habis pikir, dari 1 jam waktu yang disediakan untuk masing-masing peserta sidang, aku menda[at kesempatan untuk mendapat waktu lebih dari 1 jam yang totalnya 1,5 jam. Dengan lancar, dosen mengeluarkan senjatanya. Dari mulai pertanyaan yang jumlahnya banyak banget sampai pernyataan yang tak diprediksi. Bahkan ada dosenku ada yang menanyakan tentang kaidah bahasa Indonesia dan sudahkah aku melihat di kamus bahasa indonesia. Hoalah, tangan kananku hanya bisa bermain-main dengan bangku di sebelah aku duduk di hadapan para dosen sambil menunggu mereka dalam waktu yang cukup lama. Mereka tak bisa melihat karena tertutup oleh meja. Sungguh, jumlah pertanyaanku jauh lebih banyak dari teman-teman yang lain. Sempurna.
Tapi, alhamdulillah sidang berjalan dengan lancar. Dan aku baru sadar bahwa memakai jilbab dalam kondisi terbalik. Yang ada motifnya kuletakkan di bagian dalam. Hmmm... hasil kepanikanku. Luar biasa hari itu. TAkhirnya, satu fase hidupku dilalui dengan baik meskipun tadinya sempat panik banget karena awalnya sidangku adalah tanggal 21 Juli 2009. Teman-temanku yang tahu tentang masalah skripsiku yang bermasalah sampai mengatakan "Gue jadi sakit perut Rul. Lengkap banget sih penderitaan loe. Pengujinya "luar biasa" dan di hari luar biasa dengan masalah yang "luar biasa". Aku hanya memperlihatkan wajah yang super memelas. Untungnya, jadwal berubah. Tapi tak mengurangi tingkat kecemasanku.
Setelah sidang, tak berarti masalah selesai saudara-saudara. Ternyata sidang yang lancar tak berarti urusan revisi pun lancar (di kampusku, setelah sidang ada proses revisi sebelum skripsi dikumpulkan). Aku harus berkutat dengan para dosen-dosen yang akhirnya menjadi masalah lain. Proses revisi kujalani dengan jauh lebih panik. Saat teman-temanku telah selesai mengumpulkan, aku dan 2 orang teman justru bermasalah. Ada kesalah pahaman dengan para dosen. Hingga akhirnya dalam satu hari, ketika teman-teman telah lengkap mengumpulkan tanda tangan dosen. Aku hanya bisa termangu dan mencoba menguatkan diri dengan 2 orang temanku untuk tetap survive. Hingga sampai malam hari, kami berangkat ke rumah salah seorang dosen dengan ditemani seorang kawan yang tau rumah beliau(setelah sampai depan rumah, lkawanku itu pulang) dan harus puas dimarahi. Kami hanya bisa diam (kami berdua dan sama-sama perempuan pula). Tanda tangan memang diperoleh, tapi hanya untuk lembar tanda tangan. Sementara lembar saran tidak ditandatangani. Dan itupun masih kurang tanda tangan dua dosen lagi.
Sampai di rumah, orangtuaku bingung melihat anak sulungnya ini. Karena aku hanya bisa diam seribu bahasa sambil memohon dalam hati agar dicukupkan cobaan ini. Jujur, saat itu aku sudah sangat capek dan merasa tak punya tenaga lagi untuk berjuang. Orang tuaku menanyakan berbagai macam pertanyaan yang tak kujawab satu pun. Sibuk dengan pikiran sendiri. Sampai di kamar, aku hanya bisa diam dan menangis. Beratnya hari itu.
Keesokan harinya, aku mencoba untuk bangkit kembali untuk mengejar tanda tangan dua dosen. Selalu diulur-ulur dengan berbagai alasan. temanku sudah menangis sejak kemarin bahkan lebih deras air matanya hari ini. Tapi aku mencoba menguatkan dia dan diriku sendiri. Bahwa ALLAh pasti memberikan ini semua karena kami sanggup untuk menjalaninya. Tapi, ternyata air mataku tumpah dan deras. Aku lari ke kamar mandi setelah aku tahu dosen belum mau tanda tangan. Menangislah aku di sana. Lalu aku kembali lagi ke kantor jurusan, seniorku mencoba menyemangati dan hanya bisa kuladeni dengan, "Kak, Nurul dah capek". Snagat memelas. Aku diminta kumpul di kelas bersama teman-teman yang lain yang telah selesai dengan urusan skripsinya. Sampai di kelas, aku memeluk salah seorang teman dan menangis. Pun dengan temanku satu lagi yang memiliki masalah yang sama. Akhirnya mereka mengerumuni kami dan menanyakan perihal skripsi. Tapi, alhamdulillah hari itu bisa kami lalui dengan baik dan bisa lulus di semester ini, meskipun salah seorang teman tak bisa diluluskan dengan alasan revisinya belum selesai meskipun sudah sidang. Dan beberapa hari setelah itu, kami bersenda gurau dan bergosip tentang skripsi masing-masing. Bagaimana gilanya menghadapi skripsi yang tak kunjung usai cobaannya hingga karakter kami saat stress menghadapinya. Ada salah seorang teman yang ketika stress malah pergi nonton bioskop sendirian dengan hatinya yang galau. Sementara aku, banyak makan coklat karena terpengaruh efeknya yang katanya sedikit mampu memberikan ketenangan. Setelah skripsi, Mayoritas dari kami mengalami penurunan berat badan, bahkan ada salah seorang teman yang selama tiga bulan tidak mengalami menstruasi karena stress. Sementara aku, termasuk dalam orang yang berat badannya malah naik 2 kg karena kebanyak makan coklat. Dahsyat. Kami juga bercerita tentang traumanya kami menjalani skripsi hingga sedikit trauma dengan kampus sendiri. Parah banget deh. Bahkan, sebagian temanku tak percaya jika aku semapat menangis waktu mengurus skripsi. Mereka sampai mengatakan, "Kalau Bia, kita sih percaya bisa namngis. Tapi, Nurul nangis???", [ertanyaan besar buatku. Yah... memang sih. Aku terkenal periang dan aktif plus tipe orang yang selalu semangat. Sebisa mungkin jika aku harus menangis, kuusahakan hanya saat aku sendiri dan berhadapan dengan ALLAH setelah shalat atau saat sujud. Jadi mereka jarang melihat aku dengan uraian air mata. Dan moment itu jadi salah satu moment yang tak bisa kulupakan. Dan di semester itu, adalah semester dengan lulusan terbanyak di jurusanku. Subhanallah. Dan baru semester itu pula, fakultas mengadakan acara inagurasi yang seru banget. Makanya foto-foto kelulusanku jumlahnya bejibun (hehehe).
***
21 Juli 2010
Dikerjain habis-habisan. Jam 16.05 aku mengajar privat matematika internasional kelas 6 SD di salah satu ruangan di tempat kerja (LCC Jatiwaringin). Belum satu bulan aku bekerja disana, tapi kami satu kantor sudah cukup dekat. Jam 17.30, aku kembali ke ruang kantor manajemen untuk melihat jam karena tidak membawa HP. Aku pun sempat mengeluarkan HP dari tas dan setelah itu kuletakkan di meja dan kembali ke ruangan. Jam 17.45, aku kembali lagi ke ruang kantor manajemen setelah mengantar muridku ke mobilnya. HP hilang, dan seragam yang sengaja kutaruh di laci pun hilang. Panik. Pastinya. Aku mencoba mengingat-ingat kembali tapi aku sendiri yakin dimana meletakkan kedua benda itu. Setelah mencari beberapa lama, tidak ketemu juga. Akhirnya aku pasrah dan mencoba mengikhlaskan. Tapi, tidak pakai menangis. Justru sebaliknya, aku mengalami salah affect. Tertawa dan senyum-senyum. Setelah itu kami bersiap untuk turun ke bawah dan pulang. Tapi ternyata, mereka menyiapkan sebuah kado untukku. Ternyata, itu adalah seragam kerja dan HP ku yang hilang. Curang. Mereka mengerjaiku habis-habisan. Padahal, 2 hari sebelumnya ada reka kerja yang ulang tahun juga tapi tak dikerjai seperti aku. Hwaaaa.... Bener-bener curang. Sepertinya, aku adalah orang pertama yang dikerjai hingga seperti itu. Sebelum mereka memberikan kado, aku pun telah menulis di status facebook perihal kehilangan HP. Tak disangka, segalanya hanya rekayasa.
Benar-benar hari yang aneh. Siangnya, aku naik bisa ke tempat kerja dan ternyata jadi sasaran anak sekolah yang sedang tawuran. Otomatis, satu bis panik sampai kami menutupi kepala dengan tas karena takut jadi sasaran tak bersalah akibat lemparan batu. Sungguh, hari yang aneh. Malam harinya, ada lagi kejadian aneh. Aku sengaja membeli martabak untuk keluarga sebanyak dua porsi. Kupikir abangnya mengerti dengan mengatakan dua dus yang artinya dua porsi. Tapi ternyata, dia memberikan aku satu porsi yang dibagi ke dalam dua dus. Hoalah, kenapa semua jadi pada aneh dan seakan mengerjaiku di hari kemarin ya... Dan ketika aku pulang, martabak langsung lahap dimakan oleh anggota keluarga. Mak Nyus...
***
3 tahun di tanggal 21 Juli dengan kejadian yang berbeda-beda dan sangat berkesan karena agak berbeda dari tiap tahunnya. Bersyukur, mereka yang sempat mengerjaiku malah akhirnya bisa mewarnai tulisan ini.
Dua lusin kini. Aku masih belum membuat target. Tapi aku tahu apa yang harus kulakukan terlebih dahulu. Semua telah terkeam pada otakku, meskipun belum kugoreskan lewat tulisan. Kuharap, doa yang kuterima kemarin dari setiap orang bisa terkabul dan menjadi terbaik dan mendapat ridho-NYA. Aku juga berharap, semoga usia ini kian bisa kumanfaatkan dengan baik karena tak akan ada yang tahu hari esok kan???!!!. Usia ini juga ku proyeksikan menjadi rancangan dari bagaimana aku akan menghadap Tuhanku nanti.
Allahu Rabbi...
Terima kasih untuk segalanya dan izinkan aku untuk terus mencintai-MU selamanya hingga nanti di "dunia" setelah dunia.
***
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar