Selasa, 29 Juni 2010

Perbedaan


Dalam kehidupan sosial, pastinya kita akan bergaul dengan banyak orang, banyak karakter, banyak sifat, banyak keinginan, banyak cita, banyak mimpi, dan banyak sekali perbedaan antara orang yang satu dengan yang lain.

Niscayanya, semakin banyak perbedaan, maka kita akan saling melengkapi satu sama lain. Kekuranganmu akan terlengkapi dengan kelebihanku, begitu pula sebaliknya.
Bahkan citamu terlengkapi dengan citaku.
Contohnya saja jika ada orang-orang yang bercita-cita menjadi dokter, maka akan ada orang-orang pula yang bercita-cita menjadi perawat karena tak mungkin dokter mengerjakan segalanya sendiri.
Semua saling melengkapi satu sama lain.
Tak hanya ada si kaya, tapi juga si miskin.
Tak hanya ada si pintar, tapi juga ada si bodoh.
Tak hanya ada guru, tapi juga ada murid.

Banyaknya perbedaan tak hanya memberikan warna indah di kehidupan ini karena hakikatnya yang dapat saling melengkapi. Ia juga memberikan warna lain, perpecahan.
Karena banyak juga orang yang menilai perbedaan sebagai sebuah ancaman.
Di balik perbedaan, seharusnya ada pemahaman dari masing-masing kita akan keniscayaan perbedaan itu sendiri.
Namun, tak akan banyak orang yang bisa melakukan hal itu.
Dan itu pun menjadi perbedaan.

Sahabatqu, kau dan aku berbeda.
Kita dan mereka berbeda.
Ada perbedaan yang tampak terlihat oleh mata dan terasa oleh hati.
Tapi ada juga perbedaan yang abstrak dan sulit ditebak.
Contohnya saja, perbedaaan kita dalam menyikapi masalah.
Mungkin bagiku, hal yang kau lakukan, tak semestinya kau lakukan.
Tapi diri dan hatimu berbicara lain.
Aku hanya bisa memberikan saran, kau yang memutuskan.
Kuharap perbedaan itu tak menjadikan persaudaraan kita semakin lemah.

Tapi, satu hal yang kuminta.
Jika kau tak mau cerita mengenai masalahmu, aku tak apa dan tak masalah.
Tapi bisakah, kau melihat sekeliling tatkala ada seorang sahabat kita yang lain sedang bersemangat berjuang kembali bersama kita dan kau justru terlihat lemah dengan masalahmu.
Sadarkah, kau membuat kami terpengaruh dengan kelemahanmu dalam mengatasi emosimu menghadapi masalah.
Tapi bisakah, kau tak membuat masalah baru dengan masalah yang tak ingin kau ceritakan pada kami.
Tatkala kami tengah merancang berbagai agenda besar dakwah dan mengikutsertakanmu di dalamnya, kau berkata mundur atau bersikap tak memiliki semangat atau mungkin bahkan sedang goyang dengan masalahmu.

Sahabatqu, adanya aku, kamu, dia, dan kita semua dalam wadah yang kita definisikan sebagai ukhuwah ini adalah untuk saling menguatkan bukan melemahkan.
Segala keputusan memang ada di tanganmu, tapi hiasilah ia dengan kebijaksanaanmu.
Jika saja kau tahu, adanya perbedaan kita yang disikapi dengan saling melengkapi satu sama lain bisa menguatkan sahabat kita yang lain.
Mereka kuat dan mereka kembali berjuang bersama.
Lalu kau mulai melemah dengan masalahmu yang kami tak tahu apa itu.
Tak bisakah kau buktikan kau kuat.
Kau berbeda dengan ku dan kami.
Tapi kami yakin kau kuat.

Ukhuwah ini memang dihiasi oleh indahnya keragaman karakter kita masing-masing.
Bukan memecahkan tapi mempersatukan.
Tak hanya mempersatukan kita tapi juga yang lain agar bisa berjuang bersama kita di jalan ini.
Setidaknya kehadiran kita bisa menguatkan yang lain, dan perlahan mereka pun bisa menguatkan kita.
Asal kita bersedia membuka mata dan hati menerima perbedaan yang menghiasi ukhuwah kita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar