
Catatan itu penuh dengan emosi kemarahan, kesedihan, kekecewaan
Namun, catatan itu juga yang mengungkapkan kebahagiaan, tawa, kepuasan, keberhasilan, dan berbagai luapan emosi lainnya...
Ya...
Di catatan itulah masing-masing dari kita menggoreskan berbagai kisah yang penuh dengan luapan emosi.
Mungkin kau tak menorehkannya dalam bentuk konkrit, tapi kau telah mengukirnya menjadi cerita bagi orang lain yang terbiasa untuk mendokumentasikan segala hal yang dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain.
Ya...
Di catatan itu penuh dengan kisah dari berbagai nama yang telah kita torehkan satu per satu.
Namun, seiring berjalannya waktu pulalah, satu demi satu dari nama-nama itu pergi dari catatan kita dan mungkin memulai catatan baru bagi dirinya atau menumpang pada catatan orang lain.
Ya...
Di catatan itu, ku torehkan segalanya hingga sewaktu-waktu dapat ku kenang.
Sekedar mengingatkan akan episode masa lalu dan menghargainya sebagai sebuah pelajaran yang tak akan terjadi dua kali.
Saat kutorehkan, emosi itu menumpuk.
Tapi selang beberapa lama, bibirku hanya bisa mengukir senyum membaca setiap lembarnya.
Mungkin kau pun begitu.
Dan bagi kau dan aku, mungkin tak akan pernah menyangka betapa luar biasanya skenario ALLAH.
Ya...
Di catatan itu, kau akan merasa banyak melakukan "hal bodoh".
Begitu banyak hal yang menurutmu tak seharusnya dilakukan.
Pun aku.
Tapi sungguh, dari "kebodohan" itu lahirlah kita saat ini yang jauh lebih cerdas dari masa itu.
Kau akan menikmati setiap proses melalui ukiran tulisan yang pernah kau goreskan.
Kau tak akan pernah menduga.
Ya...
Catatan itu telah menjadi sebuah kitab pelajaran penting bagimu dan aku.
Begitu banyak masalah dan solusi yang terungkap.
Hingga akhirnya semua terdokumentasikan menjadi pelajaran hidup yang tak akan kau dapatkan di buku pelajaran manapun.
Karena kitab yang kau pegang saat ini adalah kitab tentang dirimu sendiri hingga tak ada yang memiliki kitab yang sama sepertimu.
Ya...
Di catatan itulah terungkap diri kita yang sebenarnya.
Yang tak ada satu orang pun tahu tentang itu.
Catatan itu yang menjadi cermin selama betahun-tahun.
Mungkin usianya tak akan abadi, namun setidaknya kau telah mengabdi.
Mengabdi untuk bisa merekam pelajaran penting yang terekspresikan pada kesedihan, kemarahan, kekecewaan, kebahagiaan, tawa, keberhasilan yang telah kau rasakan sebelumnya.
Catatan itu hanya kita sendiri dan ALLAH yang tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar