Izinkan ku bercerita sedikit tentang manisnya ukhuwah.
Ukhuwah ini terjalin ketika SMA, lebih tepatnya ketika aku mulai berkecimpung di organisasi yang bernama Seksi Rohani Islam.
Sebenarnya aku bukan orang yang ahli dalam berorganisasi dan hanya sekedar ingin ikut saja kala itu.
Akhirnya disanalah tempat aku dipertemukan dengan mereka.
Pertemuan yang tidak bisa dibilang cukup manis.
Karena pada fase ukhuwah kami saat SMA, bisa dikatakan buruk.
Tersinggung, bertengkar, or salah paham serta sakit hati mewarnai fase bagaimana kami bisa saling memahami hingga kini.
Karena seringnya salah paham yang diakibatkan oleh salah ucap, alhasil kami sangat sering bermain surat-suratan jika ingin berbicara agar tak ada yang tersinggung.
Childish... Sangat!!!
Tapi itulah jalan yang kami tempuh saat itu.
Karena teramat sering terjadi salah paham, saat itu akupun memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut.
Jujur, masalah di organisasi itu membuatku drop di segala bidang bahkan menimbulkan berbagai masalah baru.
Mulai dari akademik yang menurun, kesehatan yang makin tidak baik, stress yang cukup berkepanjangan, belum lagi menimbulkan masalah di keluarga.
Labil, salah satu faktor yang membuatku salah dalam menghadapi masalah bahkan memutuskan untuk menghindar.
Kusesali tapi juga kusyukuri.
Kusesali karena dengan keluarnya aku saat itu, banyak moment yang telah kulewatkan bersama mereka.
Kusyukuri karena masalah itu membuatku belajar untuk tegar, kuat dan tidak sembarangan lagi dalam mengambil keputusan.
Dan yang paling penting, aku belajar tentang ukhuwah meskipun dengan cara yang sedikit "aneh".
Masalah itu terselesaikan dengan cara melupakan tanpa dibicarakan.
Dan itu langkah yang salah menurutku kini, karena ternyata semuanya tak benar-benar selesai.
Namun, saat itu memang terselesaikan dengan meninggalkan beribu pertanyaan dan sedikit protes.
Dan menjadi pelajaran yang teramat berharga sekali.
Dan setelah masalah itu selesai pada menjelang ujian akhir, kami pun mulai berpencar setelah SMA meskipun tak beranjak dari Jakarta.
Komunikasi masih berjalan meskipun tak sering dan tak intens.
Itulah ajaibnya ukhuwah.
Setelah beberapa tahun kami menapaki fase kuliah di perguruan tinggi masing-masing (khusus akhwatnya nyaris semua di universitas yang sama dengan gelar yang sama), tiba-tiba kami dipanggil untuk kembali ke sekolah karena ada beberapa masalah di sana.
Alhasil, meskipun tidak secara sekaligus kembali ke sekolah, satu demi satu personel 2004 yang dulu sering bertengkar dan salah paham mulai merambah lagi ke dakwah sekolah.
Posisinya pun masing-masing, ada yang satu divisi ada juga yang tidak.
Sekali lagi itulah ajaibnya ukhuwah.
Angkatan kami yang dulu sering salah paham dan bikin susah karena sering bertengkar, tiba-tiba kembali ke sekolah dengan komposisi yang jauh lebih banyak dibanding angkatan lain.
Bahkan rasa iri pun terlontar dari lisan mereka akan kompaknya angkatan kami.
Entah bagaimana bisa kami menjadi seperti itu, hanya satu yang kami tahu.
Semua karena kuasa ALLAH.
Kini, kami pun masih terlibat aktif di dakwah sekolah yang belum tahu sampai kapan kami akan lengser.
Namun, kekuatan perlahan kami pupuk.
Kekompakkan, perlahan kami bangun.
Dan kasih sayang perlahan kami tumbuhkan bersama sebagai saudara.
Berharap perjalanan ukhuwah kami bisa menjadi pelajaran bagi yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar