Manusia tak pernah puas, tak pernah cukup, tak sadar jika tak bersyukur.
Ketika sudah sampai pada titik tertentu, dia kan meminta untuk sampai kepada titik yang lebih tinggi lagi.
Tak heran jika ada orang seperti Kurt Cobain yang akhirnya mati bunuh diri karena merasa tak ada lagi yang harus dia cari.
Karena dunia telah menjadi miliknya, tapi mungkin surga menolaknya. Wallahu'alam.
Namun, kenapa semua ujung kesuksesan harus diukur dengan seberapa banyak harta yang telah kita raih, pangkat yang kita capai, pendidikan yang kita jalani???
Tak adakah tujuan yang lebih indah dari itu semua?
Mengapa semua itu harus dijadikan tujuan utama?
Mengenyam pendidikan yang super tinggi dari yang lain menjadi kebanggan tersendiri dan bisa mengangkat gengsi, tapi seakan menutup mata ke arah mana pendidikan itu dimanfaatkan.
Menikah dengan seorang berprofesi yang cukup menghasilkan serta berparas baik pun dianggap mengangkat gengsi keluarga, tapi mereka menutup mata akan akhlaknya.
Pekerjaan dengan jabatan yang tinggi serta gaji atau pendapatan yang besar dijadikan kesuksesan yang tiada banding, tanpa pernah mencoba untuk sadar bahwa pekerjaan yang diemban hanya menciptakan pembodohan bagi umat.
Itukah yang dicari?
Dunia semata?
Kesemuan semata?
Harta, tahta, jabatan, dan gengsi semata?
Ya Rabb...
Berat hidup di lingkungan yang penuh dengan kepalsuan, kesemuan, dan angan yang hanya sampai pada dunia.
Penuh dengan tuntutan untuk sampai ke jenjang yang lebih tinggi tanpa mementingkan banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan setelah kematian.
Dihiasi dengan berbagai bayangan tentang indahnya dunia tapi melupakan akhirat.
Sungguh, perjalanan ini berat.
Namun, dengan adanya semua ini pun, muncul kekuatan dan keberanian.
Kekuatan untuk memberikan pencerdasan.
Keberanian untuk mendobrak pembodohan.
Keyakinan untuk selalu bergerak dan bergerak untuk merubah segal hal yang penuh dengan kezaliman.
Namun, terkadang...
Niat baik tak selalu sampai dan diterima dengan baik.
Salah paham biasa mewarnai segalanya.
Entah komunikasi yang kurang atau usaha yang tak pernah dilakukan.
Hingga akhirnya serba salah untuk menghadapi berbagai masalah, berbagai tuntutan, dan berbagai tekanan.
Miris yang hanya bisa terealisasi dengan senyum sinis menatap semua yang dikira manis padahal hanya akan menyebabkan tangis.
Miris melihat kesuksesan yang hanya dipandang melalui pencapaian dunia yang semua orang sadar bahwa tak selamanya kita di dunia.
Miris memandang diri yang masih belum bisa membuat perubahan yang besar terhadap segala permasalahan yang terjadi.
Hingga hanya bisa serba salah...
Blog ini hanyalah karya sederhana yang berisi berbagai untaian kata yang diharap penuh makna. Berharap makna itu bisa sampai kepada para pembaca dan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Kamis, 20 Mei 2010
Selasa, 18 Mei 2010
Untukmu 2004
Izinkan ku bercerita sedikit tentang manisnya ukhuwah.
Ukhuwah ini terjalin ketika SMA, lebih tepatnya ketika aku mulai berkecimpung di organisasi yang bernama Seksi Rohani Islam.
Sebenarnya aku bukan orang yang ahli dalam berorganisasi dan hanya sekedar ingin ikut saja kala itu.
Akhirnya disanalah tempat aku dipertemukan dengan mereka.
Pertemuan yang tidak bisa dibilang cukup manis.
Karena pada fase ukhuwah kami saat SMA, bisa dikatakan buruk.
Tersinggung, bertengkar, or salah paham serta sakit hati mewarnai fase bagaimana kami bisa saling memahami hingga kini.
Karena seringnya salah paham yang diakibatkan oleh salah ucap, alhasil kami sangat sering bermain surat-suratan jika ingin berbicara agar tak ada yang tersinggung.
Childish... Sangat!!!
Tapi itulah jalan yang kami tempuh saat itu.
Karena teramat sering terjadi salah paham, saat itu akupun memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut.
Jujur, masalah di organisasi itu membuatku drop di segala bidang bahkan menimbulkan berbagai masalah baru.
Mulai dari akademik yang menurun, kesehatan yang makin tidak baik, stress yang cukup berkepanjangan, belum lagi menimbulkan masalah di keluarga.
Labil, salah satu faktor yang membuatku salah dalam menghadapi masalah bahkan memutuskan untuk menghindar.
Kusesali tapi juga kusyukuri.
Kusesali karena dengan keluarnya aku saat itu, banyak moment yang telah kulewatkan bersama mereka.
Kusyukuri karena masalah itu membuatku belajar untuk tegar, kuat dan tidak sembarangan lagi dalam mengambil keputusan.
Dan yang paling penting, aku belajar tentang ukhuwah meskipun dengan cara yang sedikit "aneh".
Masalah itu terselesaikan dengan cara melupakan tanpa dibicarakan.
Dan itu langkah yang salah menurutku kini, karena ternyata semuanya tak benar-benar selesai.
Namun, saat itu memang terselesaikan dengan meninggalkan beribu pertanyaan dan sedikit protes.
Dan menjadi pelajaran yang teramat berharga sekali.
Dan setelah masalah itu selesai pada menjelang ujian akhir, kami pun mulai berpencar setelah SMA meskipun tak beranjak dari Jakarta.
Komunikasi masih berjalan meskipun tak sering dan tak intens.
Itulah ajaibnya ukhuwah.
Setelah beberapa tahun kami menapaki fase kuliah di perguruan tinggi masing-masing (khusus akhwatnya nyaris semua di universitas yang sama dengan gelar yang sama), tiba-tiba kami dipanggil untuk kembali ke sekolah karena ada beberapa masalah di sana.
Alhasil, meskipun tidak secara sekaligus kembali ke sekolah, satu demi satu personel 2004 yang dulu sering bertengkar dan salah paham mulai merambah lagi ke dakwah sekolah.
Posisinya pun masing-masing, ada yang satu divisi ada juga yang tidak.
Sekali lagi itulah ajaibnya ukhuwah.
Angkatan kami yang dulu sering salah paham dan bikin susah karena sering bertengkar, tiba-tiba kembali ke sekolah dengan komposisi yang jauh lebih banyak dibanding angkatan lain.
Bahkan rasa iri pun terlontar dari lisan mereka akan kompaknya angkatan kami.
Entah bagaimana bisa kami menjadi seperti itu, hanya satu yang kami tahu.
Semua karena kuasa ALLAH.
Kini, kami pun masih terlibat aktif di dakwah sekolah yang belum tahu sampai kapan kami akan lengser.
Namun, kekuatan perlahan kami pupuk.
Kekompakkan, perlahan kami bangun.
Dan kasih sayang perlahan kami tumbuhkan bersama sebagai saudara.
Berharap perjalanan ukhuwah kami bisa menjadi pelajaran bagi yang lain.
Senin, 17 Mei 2010
Saat ALLAH Menjawab DoaQu

Dan ALLAH-lah tempat meminta yang satu-satunya...
The Only One...
Itulah yang kupelajari saat ini.
Sedikit pengalaman dari berjuta pengalaman.
Kemarin, menjelang pengumuman...
Jujur, sangat merasa pesimis mengingat ketika ujian agak kurang beres dalam mengerjakan.
Apalagi tes bahasa inggris. Bener2 harus ambil kursus untuk yang satu itu.
Ketika selesai ujian, banyak orang menanyakan...
"Gimana Nurul ujiannya?", "Kira-kira gimana hasilnya?", "Wuih hebat yang mau S2", dan berbagai komentar lain yang tak bisa kujawab dengan jawaban positif.
Hanya bisa senyum dan mengatakan bahwasannya ketika ujian sempat kehabisan waktu dan masih banyak soal yang belum dikerjakan. Otomatis, asal-asalan adalah hal yang dilakukan saat itu. Pasrah. Fiuh. Bahkan setelah ujian, langsung terasa lapar sangat karena susah banget.
Ya begitulah.
Namun, akhirnya terpikirlah sebuah cara agar hati kian tenang menghadapi ujian saat itu bahkan untuk menanti sebuah pengumuman. Dan akhirnya menjadi sebuah habit bahkan candu.
DOA...
Itulah yang kulakukan dan kuminta dari setiap orang yang kukenal.
Mungkin, ada orang yang menganggap agak sombong dengan mengumumkan bahwasannya aku akan melajutkan tingkat pendidikan.
Namun, aku hanya minta doa dan tak peduli dengan setiap orang yang berpikir dan berbicara seperti itu.
Kuanggap, itu semua mennjadi doa terselubung.
Jadi teringat dengan sebuah kisah di film Para Pencari Tuhan pada adegan Pak RW yang meminta doa dari Aya. Sedikit terinspirasi dari sana juga sebenarnya.
Dan hikmah dari semuanya, adalah satu tempat kita meminta.
ALLAH.
Mungkin saat kita meminta satu hal, kita belum tahu hal itu terbaik atau bukan.
Namun, menjelang ujian dan pengumuman aku berharap bahwa keputusan ini benar-benar menjadi yang terbaik bagiku, keluarga, sahabat, umat, dan agamaku.
Proses pelurusan niat yang selalu diperbaharui pun terus dilakukan hingga saat ini. Saat pengumuman telah dikeluarkan.
Sekali lagi, ALLAH saja satu-satunya tempat meminta.
Disertai dengan niat yang selalu diperbaharui, doa dari para sahabat dan keluarga, serta usaha kita serta kepasrahan akan segala keputusan yang ditetapkan-NYA.
Dan akhirnya, alhamdulillah aku diterima.
Namun, semua itu tak berhenti membuatku berdoa.
Semoga ini menjadi yang terbaik dan bermanfaat bagi umat serta menunjukkan eksistensi islam yang tak bisa diremehkan dengan mudah.
Karena ALLAH punya prajurit yang tak sekedar prajurit.
Namun, lebih dari itu.
ALLAH punya begitu banyak prajurit berkualitas yang siap berkorban untuk kejayaan islam, dan aku ingin menjadi salah satunya, namun tak ingin menjadi satu-satunya.
Karena itu, aku sadar bahwasannya ilmu yang kuperoleh harus bermanfaat meskipun bukan dalam pekerjaan formal.
Bermanfaat bagi umat hingga mereka pun turut dalam barisan ini.
Hmmm...
Begitu banyak cita dan asa yang ingin kuraih.
Namun, tak ingin kuraih semuanya sendiri.
Jika aku bahagia di jalan ini, maka akupun ingin mengajak orang lain juga untuk turut serta bahagia dengan ada di barisan ini.
Bersatu dalam cinta-MU...
Ya RABB...
Maka, nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?
Ketika ALLAH selalu memberikan yang terbaik dan mengabulkan doa hambanya ketika ketulusan menyertai...
Jumat, 14 Mei 2010
Embel-Embel Duniawi

Pernahkah merasa diri kita dilihat bukan sebagai layaknya karakter yang dimiliki?
Namun, dilihat dai siapa orangtua kita, level pendidikan, tingkat pekerjaan, atau embel-embel dunia yang lain?
Merasa nyamankah dengan hal yang sepeeti itu?
Pastinya tidak, namun kadang tanpa disadari kita pun melakukannya terhadap orang lain...
Hmmm...
Rasa kurang nyaman itu sering hadir sebenarnya setiap kita mulai berhadapan dengan orang lain.
Bahkan embel-embel duniawi itupun mau tidak mau dan kadang dengan terpaksa mempengaruhi pola pergaulan.
Dari mana kita, maka di situlah kita bergaul sesuai dan selaras dengan embel-embel yang dimiliki.
Sungguh sangat aneh, ketika dihadapan ALLAH semua manusia adalah sama, tapi kenapa justru di mata manusia yang hanya makhluk kecil tak berdaya, semuanya justru tak sama...
Karena pengaruh embel-embel duniawi tadi.
Maka dari itu, kadang kita merasa kurang nyaman atau mungkin minder untuk berhadapan dengan orang yang kita pikir memiliki "kelebihan" dalam segi duniawi.
Namun, kita merendahkan mereka yang "kekurangan".
Betapa tidak adilnya kita sebagai manusia, namun harus siap dengan keadilan yang telah ALLAH siapkan dan mungkin diberikan di dunia atau di dunia setelah di dunia.
Terkadang pula, kita ingin diperlakukan sesuai dengan embel-embel duniawi yang kita miliki, meski itu semu.
Namun, adakalany kita lebih ingin diperlakukan sebagaimana kita dengan segala karakter yang dimiliki.
Manusia memang tak kunjung puas.
Selalu merasa kekurangan, tapi tak pernah menyadari jika telah berlebihan bahkan dianggapnya masih sangat kurang.
Syukur rasanya jauh sekali dan hanya bagi mereka yang terpilih.
Jadi, harus bagaimana bersikap dengan orang lain?
Menurutku, pastinya kita tak bisa menghindari bersikap sesuai dengan embel-embel yang dimiliki.
Misalnya saja, jika kita bertemu dengan orang yang lebih tua secara usia, maka kita harus menghormatinya.
Jika kita bertemu orang yang lebih baik ilmunya, maka kita pun harus lebih bersikap layaknya seorang murid terhadap gurunya.
Jika kita bertemu dengan orang yang memiliki kekurangan, maka rasa kasihan dan menolong pun pasti akan tampak dan direalisasikan.
Mau, tak mau; suka, tak suka; embel-embel duniawi memang tak penting tapi pasti berlaku...
Kelebihan dan Kekurangan dalam diri setiap orang menjadi bukti kekuasaan ALLAH.
Menjadi kesempatan bagi kita untuk berjuang lebih maksimal dan menolong lebih maksimal.
Namun, bukan berarti menghalau kita untuk bisa bergaul dengan mereka dan sama-sama berbuat kebaikan dan berlomba dalam kebaikan.
Tak boleh ada kata "minder", tak boleh ada kata "jiper", tak boleh ada kata "tak percaya diri".
Karena kita bisa belajar dari setiap episode kehidupan manusia.
Belajar dan termotivasi untuk memberikan lebih banyak dan mendapatkan lebih banyak.
Dan semua untuk kebaikan dan kejayaan dienul islam.
Dan semua karena rasa cinta yang kita miliki kepada RABB Sang Pemegang Otoritas.
Hingga mengalir cinta itu untuk sesama...
Sabtu, 01 Mei 2010
saudariku,,,,yang sedang dalam masa penantiannya....

ijnkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini...
jika menurut teman-teman, baik...maka ambillah...
dan jika menurut teman-teman, buruk...maka tinggalkanlah....
saudariku...muslimah...
wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan
wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau...
begitu menentramkan...
teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya....tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqoon:74)
hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah...yang dapat memetiknya...
yang dapat meraih pesonanya...
dengan harga mahal yang teramat suci…
sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…
karena itu…sebelum saatmu tiba….sebelum orang terpilih itu datang dan menggandengmu dalam istananya…
janganlah engkau biarkan dirimu layu sebelum masanya…
jangan kau biarkan serigala liar menjadikanmu bahan permainan dalam keisengannya…
jangan kau biarkan kumbang berebutan menghisap madumu…
jangan kau biarkan mereka mengintipmu diam-diam…dan menikmati pesonamu dalam kesendiriannya….
Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta...
Ya…atas nama cinta…
Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta
Kau tau saudariku…??
Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….
Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….
Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…
Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…
Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…
Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…
Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….
Ya saudariku….ukhty fillah…
Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…
Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya
Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau…
Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….
Buat jarak yang demikian lebar padanya….
jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu...
Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…
Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…
biarlah sakit ini untuk sementara waktu...
biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan...
Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita…
Kalian sendiri…
Saudariku…. tentunya sudah mengerti dan paham...
bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta...
jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu...
jika ia dekat...kita merasa sakit...karena takut kehilangan....
padahal...ia belum halal untukmu...dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal...
karena itu...jauhilah ia...
jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu....dan kemudian mengusik hatimu...
jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta...
maka...bayangkanlah keadaan ini...tentang suamimu kelak...
maka...bayangkanlah keadaan ini...tentang suamimu kelak.
sahabatku...
sukakah engkau..??
apabila saat ini ternyata suamimu (kelak) sedang memikirkan wanita yang itu bukan engkau..???
sukakah engkau..??
bila ternyata suamimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab...tertawa riang...becanda...
saling menatap...
saling menggoda...
saling mencubit...
saling memandang dengan sangat...
saling menyentuh...???
dan bahkan lebih dari itu...??
sukakah engkau saudariku...??
sukakah engkau bila ternyata saat ini suamimu (kelak) sedang jalan bersama gadis lain yang itu bukan engkau...??
sukakah engkau...??
bila saat ini suamimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya...??
tengah disibukkan oleh rencana-rencana...apa saja yang akan ia lakukan bersama gadis itu...??
tidak cemburukah engkau temanku..??
bila saat ini suamimu (kelak) sedang makan bareng bersama gadis lain...atau bahkan segerombolan gadis lain..?
suamimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh gadis-gadis..
suamimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra...
suamimu (kelak) saat ini sedang dicurhatin gadis-gadis... yang berkata..."aku tak bisa jika sehari tak mengobrol dengamu..."
tidak cemburukah...?? tidak cemburukah...?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh......???
tidak terasa bagaimanakah..
jika suamimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan...
bercengkrama..
bercerita tentang masa depannya...
dengan gadis lain yang bukan engkau...???
sukakah engkau kiranya suamimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan gadis tersebut...??
menangis untuk gadis tersebut...??
dan berkata dengan hati hancur..."aku sangat mencintamu...aku sangat mencintaimu...???"
tidak patah hatikah engkau...???
sukakakah engkau bila suamimu (kelak ) berkata pada gadis lain.."tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau...??"
menyebut gadis tersebut dalam doanya...
memohon pada Allah supaya gadis tersebut menjadi istrinya...
dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi istrinya...dan bukan gadis tersebut...??
jika engkau tidak suka akan hal itu...
jika engkau merasa cemburu....
maka demikian halnya dengan suamimu (kelak)...
dan...Allah jauh lebih cemburu daripada suamimu....
Allah lebih cemburu...saudariku...
melihat engkau sendirian...namun pikirannmu enggan berpindah dari laki-laki yang telah mengusik hatimu tersebut....
saudariku....kalian percaya takdir bukan..?
saudariku....kalian percaya takdir bukan..?
apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama...
maka...
sejauh apapun mereka...
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi...
sebesar apapun beda diantara mereka...
sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya...
meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya...
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya...
meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa...
PASTI tetap saja mereka akan bersatu....
seakan ada magnet yang menarik mereka...
akan ada hal yang datang...untuk menyatukan mereka berdua....
akan ada suatu kejadian...yang membuat mereka saling mendekat...dan akhirnya bersatu...
namun...
apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh...
maka...
sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat...
sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya...
sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua...
sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya...
sedekat apapun...
PASTI...akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh...
ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok...
ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik....
ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu...
bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan...
namun...yang perlu dicatat disini adalah...
yakinlah...bahwa yang diberikan oleh Allah...
yakinlah...bahwa yang digariskan oleh Allah...
yakinlah...bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..
adalah...yang terbaik untuk kita....
adalah....yang paling sesuai untuk kita...
adalah...yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,
karena Dialah...yang paling mengerti kita...lebih dari kita sendiri...
Dialah...yang paling menyayangi kita...
Dialah...yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita...
sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya...dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita...
dan....yang perlu kita catat juga adalah...
JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN...ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA....NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA...KITA PANTAS...KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT...
KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK...SAUDARIKU....
LEBIH BAIK....
meskipun saat ini...mata manusia kita tidak memahaminya...
meskipun saat itu...perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata...
meskipun saat itu...otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk....
Tidak...jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk....bahwa engkau tidak pantas....
karena kelak...engkau akan menyadarinya...
engkau akan menyadarinya perlahan...bahwa apa yang telah hilang darimu....bahwa apa yang tidak engkau dapatkan....bukanlah yang terbaik untukmu...bukanlah yang pantas untukmu...bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu....
karena itu...saudariku...
jangan mubazirkan perasaanmu...air matamu...
jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan...
jangan kau umbar semua kekuranganmu...jangan kau ceritakan semuanya...
jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya...jika engkau mencintainya...
karena belum tentu dia adalah jodohmu...
pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok...
karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian...
maka...memohonlah padaNya...
mintalah padanya diberikan petunjuk...dan dijauhkan dari segala godaan yang ada...
karena...cinta sebelum pernikahan...pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat...
apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???
kemudian saudariku….
apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???
Apakah kalian merasa khawatir…???
Apakah kalian sering merasa iri melihat gadis-gadis lain yang banyak yang mencintai…banyak yang melamar…banyak yang menginginkannya…??
Pernahkan terlintas rasa iri tersebut pada kalian…???
Atau sekedar ungkapan…”hmm…enak ya..kamu…punya banyak temen laki-laki….”
“hmm..kamu sih enak…banyak yang mau…tinggal milih…?”
Saudariku…ketahuilah….
Kelak…kita hanya akan memiliki satu orang suami…
Hanya satu saudariku…atau kadang lebih…jika cerai dan menikah lagi…namun saat yang bersamaan…kita hanya akan punya satu suami bukan,,,,???
Jadi seberapa banyak pun laki-laki yang menyukai kita..
Seberapa banyak teman laki-laki kita…
Seberapa banyak kenalan kita….
Pada akhirnya kita hanya akan menikah dengan satu orang laki-laki…
Pada akhirnya kita hanya akan jadi milik satu orang laki-laki…
Dan…percayalah…semua itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman laki-laki
sama sekali tidak...
karena jika wanita yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya...
karena wanita yang terjaga adalah wanita yang banyak didamba oleh seorang ikhwan sejati...
jadi...jagalah dirimu...hatimu...kehormatanmu...sebelum saatnya tiba...
perbanyak bekalmu...dan doamu...
yakinlah...bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu...
amien...
*Ya Allah...karuniakanlah kami seorang suami yang sholeh...
yang menjaga dirinya...
yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya...
yang senantiasa memperbaiki dirinya...
yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah...
yang baik akhlaknya...
yang menerima kami apa adanya...
yang membimbing kami dengan lemah lembut...
yang akan membawa kami menuju JannahMu Ya Rabb...
kabulkan ya Allah...
amien...
dan segerakanlah...karena hati kami teramat lemah...dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat...
Langganan:
Postingan (Atom)