Kala cinta datang...
Kau perlu hati yang peka untuk menyadarinya
Kau perlu logika yang cerdas untuk bisa mendefinisikannya
Dan kau butuh keberanian yang besar untuk menyatakannya
Serta...
Kau butuh keikhlasan untuk menerima segala keputusan cinta
Blog ini hanyalah karya sederhana yang berisi berbagai untaian kata yang diharap penuh makna. Berharap makna itu bisa sampai kepada para pembaca dan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Sabtu, 29 Desember 2012
Kala Cinta Datang
Minggu, 23 Desember 2012
Sejenak
Sesak...
Tak bisa kupungkiri rasa itu
Bahagia...
Itu pun turut kurasakan
Semuanya jadi satu
Tapi entah kenapa malah membuatku ingin berlari
Sejauh mungkin
Tak ingin di sini
Aku ingin di tempat asing
Sendiri
Sejenak
Selasa, 20 November 2012
terima kasih, rajin... ^_^
hei rajin, kau sudah datang
huaaaahhhh, senangnya
karenamu hari ini aku merasa begitu produktif
kalau kemarin satu pekerjaan saja sulit sekali kuselesaikan karena si malas dan berdampak pada pikiran yang buntu
tapi berbeda dengan hari ini
aku begitu bersemangat
sudah beberapa pekerjaan selesai kukerjakan
dan bersiap untuk pekerjaan lain yang akan kuselesaikan juga
terima kasih rajin, kau memenuhi panggilanku dengan cepat
dan aku harap, kau tidak segera berlalu dari sisiku
karena aku masih sangat membutuhkanmu sekarang
so, berdamailah denganku dan mari kita bermain bersama dengan setumpuk pekerjaan
menikmati setiap file yang ada dalam laptopku
menikmati setiap alunan simfoni yang diberikan jemari saat mengetik setiap tombol dari laptop
menikmati musik yang membuat kita lebih rileks tanpa harus stress
menikmati dan menikmati setiap saatnya
sambil bersyukur bahwa ALLAH masih memberikan kita kesibukan
bahwa ALLAH masih mengizinkan kita untuk produktif dengan hadirnya dirimu, rajin
bahwa ALLAH masih memperkenankan kita untuk menjadi bermanfaat
bahwa ALLAH masih menghadirkan kekuatan pada diri ini agar bisa menguatkan yang lain
terima kasih banyak ya rajin
terima kasih Yaa ALLAH...
*dengan senyum dan segenap cinta pada-MU ^_^
Senin, 19 November 2012
Rajin dan Malas
hei malas!
kenapa kau malah datang
aku kan tidak mengundangmu
bahkan aku sungguh tidak mengharapkan kehadiranmu saat ini
tapi kenapa kau masih saja mendekati bahkan menghampiri
pekerjaan sedang teramat banyak saat ini
aku butuh si rajin
dimana dia?
apa kau mengusirnya?
keterlaluan!
aku tidak mau tahu sekarang
kau harus panggil si rajin
aku butuh dia
dan aku sedang tidak ingin menghabiskan waktu denganmu
kau bermain sajalah dengan yang lain
atau kau habiskan waktumu sendiri
jangan ajak-ajak aku
sekarang, cepat panggil si rajin
katakan padanya aku butuh dia
atau jangan-jangan kau pun telah mengubahnya
menjadi malas
oh tidak
tak akan kuizinkan kau berbuat begitu
rajin....
rajin....
dimana dirimu?
jangan dengarkan hasutan si malas
kembalilah ke sini
aku sangat memerlukanmu sekarang
aku tunggu dirimu ya
sesegera mungkin
datanglah...
Sabtu, 17 November 2012
bincangku pada hujan
awan putih telah bergulung dan mengganti dirinya menjadi abu
dan perlahan ia pun semakin kelam dan gelap
setetes demi setetes air pun jatuh
gerimis
namun ia tak berkompromi hingga hujan lebat pun datang
entah setelahnya akan ada pelangi atau tidak
tak ada yang tahu
baik kau maupun aku
malam ini terlalu sejuk
hingga dingin menjadi simpulan dari selimut tebal yang kukenakan
mata pun tak mampu terpejam
meski dingin kian merayap dan hujan kian berisik
membentuk sebuah simfoni yang seharusnya mampu membuat orang terpejam
tapi aku
masih sibuk dengan dingin dan selimut yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah
sementara pikiranku terbuka bahkan terbang
seolah mengikuti simfoni hujan
ia tak mau kalah
ketika hujan sibuk meneteskan airnya satu per satu
maka fikiranku pun sibuk mengudara
dihiasi dengan berbagai rasa
yang bahkan aku sendiri seringkali tak mampu mendefinisikannya
ufffff....
apa yang kupikirkan
apa yang kurasakan
mengapa sulit sekali mengenalinya
mengapa sulit sekali mencari darimana datangnya
mengapa ia terus saja mengganggu
aku lelah dan memilih untuk berhenti
tapi mengapa ia masih saja mendarat di fikiran dan hati ini
akankah ia menunggu hujan berhenti
atau ia tetap memilih ada hingga musim berganti
oooohhhh hujan
kau kah yang mengundangnya untuk datang
kau kah yang mempersilahkannya hadir
mengapa kau undang dia, hujan
aku ingin terpejam
aku ingin istirahat malam ini
bersama alunan simfonimu yang berisik
namun karenanya pula banyak orang memilih untuk tertidur
baiklah
aku akan menunggumu berhenti
tapi tunggu
mengapa sepertinya kau tidak mau berhenti, hujan
mengapa suara gemuruh makin terdengar jelas
haruskah aku bekerja keras untuk terpejam malam ini
tunggu
aku tahu pasti bukan kau yang mengundangnya
lalu siapa?
apa diriku sendiri yang mengizinkannya untuk kembali
tapi tidak
aku telah menolaknya dan aku memilih berhenti
jadi pasti bukan aku
lalu siapa?
ALLAH...
Kau-kah itu?
yang memperkenankannya hadir kembali dan membuatku sulit terpejam
benarkah?
tapi mengapa, apa maksud di balik semua ini?
semua pasti ada alasan meski aku belum menemukan
uffff....
baiklah, lebih baik aku memaksakan diri
untuk terpejam dan beristirahat
hujan, rangkailah simfonimu yang bisa membuatku terlelap
dan ALLAH, hanya Engkau lah yang MAHA
Senin, 05 November 2012
You Are Amazing
As you are
Stronger than you know
More beautiful than you think
Worthier than you believe
More loved than you can ever imagine
Passionate about making the difference
Fiery when protecting those you love
Learning, Growing, Not Alone
Warm, Giving, Generous
Quirky, Sexy, Funny, Smart
Flawed, Whole, Scared, Brave
And so, so, so, much more
Be strong, Be confident, Be You
*Tia Sparkles Singh, 2011
Selasa, 18 September 2012
Satu Hari dengan Mereka
Di suatu malam, saya harus mengajar sesuai dengan jadwal rutin setiap pekannya. Untuk hari itu, saya memberikan pelajaran matematika. Tingkat kelas yang saya kelola ada 6 dan bersamaan dalam satu waktu mengajar. Jumlah siswanya bisa lebih dari 10 bahkan 20 orang, dan semuanya berasal dari level yang berbeda-beda. Jadi bisa dibayangkan, betapa ramai dan kebingungannya saya ketika harus mengajar. Namun, justru hal itu pula yang selalu membuat saya bisa tersenyum melihat tingkah para siswa.
Hari itu adalah hari Minggu. Saya datang terlambat karena memang ada beberapa keperluan yang harus diurus. Sesampainya di tempat mengajar, ada beberapa siswa dari kelas 1-6 SD. Rinciannya adalah 1 orang kelas 1 SD, 3 orang kelas 3 SD, 4 orang kelas 4 SD, 2 orang kelas 5 SD, dan 4 orang kelas 6 SD. Sebenarnya masih ada beberapa siswa lagi, namun telah ada salah satu pengajar yang memang sudah meng-handle mereka. So, mulailah saya harus berkutat dengan 14 orang siswa dari level yang berbeda.
Akhirnya, saya berinisiatif untuk membuat kelompok belajar. Dan hal ini bukan hal yang mudah, karena seperti biasa para siswa paling hobi protes (ketularan gurunya kayanya ^_^). Kelompok belajar yang saya buat adalah sebagai berikut, salah satu kelas 6 mengajar kelas 1 dan salah satu kelas 4, salah satu kelas 6 yang lain mengajar kelas 3. Sisanya, 3 orang kelas 4 ada dalam kelompok tersendiri, sementara 2 orang kelas 6 dan 2 orang kelas 5 menjadi satu kelompok. Lalu, kami pun mulai belajar. Untuk para kelas 6 yang mengajar adik kelasnya, saya minta memberikan soal-soal sesuai dengan tingkat kelasnya. Kelas 6 ini biasanya memang pulang paling terakhir bersama saya karena terbiasa mengerjakan PR terlebih dahulu di tempat belajar. Sementara kelompok kelas 4 dan kelas 5 yang digabung dengan kelas 6, saya beri soal yang didikte.
Gabungan kelas 5 dan 6, saya beri soal mengenai penjumlahan dan pengurangan, namun dalam nominal yang besar hingga puluhan juta. Awalnya, saya tidak ingin memberikan model soal tersebut, karena level kelas mereka sudah harus diberikan soal yang sesuai dengan kurikulumnya. Berhubung mereka tetap saja hobi protes dan ingin soal penjumlahan dan pengurangan, akhirnya saya mengalah. Soal pertama saya dikte agar para siswa menuliskan dalam bukunya. Soalnya mengenai penjumlahan bilangan belasan juta dengan ratusan ribu. Mendengar soal itu, para siswa tidak langsung menuliskannya, tapi justru malah terbengong-bengong dengan mulut mereka yang terbuka. Mereka shock untuk beberapa saat, entah berpikir atau benar-benar kaget dengan soal yang diberikan. Ketika mereka sadar, kalimat pertama yang mereka katakan adalah, "Kak, nolnya itu ada berapa kalo belasan juta?". Otomatis, saya hanya bisa tertawa mendengar dan melihat kepolosan mereka. Saya pun menjawab, "Hayo yang mau jadi orang kaya, masa' duit belasan juta aja gak tau jumlah nolnya berapa. Harus tau dong kalo mau jadi orang kaya". Mereka pun merespon yang tampaknya tanpa proses berpikir terlebih dahulu, "Ya udah deh, gak usah jadi orang kaya kalo gitu. Jadi orang miskin aja deh. Kan pusing ngitung nolnya. Lagian kakak kasih soal tambah-tambahan yang susah banget sih. Kan bingung sama jumlah nolnya". Lagi-lagi, saya cuma bisa tertawa mendengar celotehan mereka karena tidak hanya satu orang yang protes, tapi semuanya sehingga saya pun merespon, "Hmmmm.... gimana sih? Masa' mau jadi orang miskin? Gak bakat dong jadi orang kaya? Ayo dong, ini kan masih belasan juta dan masih tambah-tambahan lagi. Harus bisa kalo mau jadi kaya".
Mendengar hal itu, beberapa kali soal harus saya ulang agar mereka bisa mencerna. Para siswa pun kerja sama untuk mencari jawaban yang tepat, lebih tepatnya penulisan soal yang tepat. Beberapa kali mereka mengkonfirmasi apakah soal yang mereka tulis sesuai dengan yang saya maksud. Setelah mereka benar dalam menuliskan soal, mereka pun mengerjakan soal dengan tetap bekerja sama. Ada juga siswa yang menyerah dan menunggu temannya yang lain selesai mengerjakan dan mendapatkan jawaban yang benar. Setelah selesai dan semua mendapatkan jawaban yang benar, soal berikutnya pun saya berikan dan masih dengan model yang sama, yaitu penjumlahan dan pengurangan dengan nominal yang cukup besar.
Cerita di atas hanya salah satu bagian dari setiap tawa saya ketika mengajar mereka. Bersyukurnya, setelah satu tahun mengajar di sana, mereka masih bersedia untuk hadir dan rajin menanyakan, "Kak, les kapan?". Kadang-kadang mereka pun menghampirike rumah agar bisa berangkat bareng. Bahkan, setiap saya keluar rumah dan bertemu mereka, pasti selalu ada sapaan dan senyuman. Seru kan! Kami juga terbiasa untuk bermain ketika waktu belajar sebagai bagian dari refreshing. Tidak hanya itu, beberapa kali kami juga mengadakan kegiatan di luar kota atau sekedar kemping di kantor RW yang merupakan tempat kami belajar. Yaa... begitulah. Selalu ada tawa di setiap tingkah mereka yang menyebalkan, mengesalkan, tapi tetap bisa bikin kangen.
Warna Kita
terima kasih kau mau mengerti
bahwa aku manusia
bahwa aku punya banyak sekali kekurangan
yang mungkin membuatmu susah
dan bisa saja kau mengeluh setiap saat
tapi kau justru diam
senyummu mengembang melihat setiap kekuranganku
bukan mencela, tapi memaklumi
dan pada akhirnya kau memutuskan untuk melengkapi
bukan karena begitu banyak kelebihan yang kau miliki
tapi karena perbedaanmu menjadi warna tersendiri
warnamu menjadikan warnaku terlihat lebih indah
dan lagi
kuucapkan terima kasih padamu
kelebihanku dimatamu menyempurnakan kita
kau bersyukur dan menganggapnya anugerah
aku pun tersanjung karena kau memilihku
kau tidak pergi karena rasa tak percaya diri
yang bisa saja singgah di hatimu
kau justru datang dengan gagah berani
mempersembahkan diri dan mengakui
bahwa bagimu, aku memiliki arti tersendiri
sementara aku
memandangmu dari berbagai sisi
membuatku menyadari betapa berharganya dirimu
segala kekurangan dan kelebihanmu menyadarkanku
kau pun manusia, sama sepertiku
karenanya aku pun bersedia menghiasi warnamu
menjadi bagian dari warna kita
warna baru tanpa harus meninggalkan warna masing-masing
kau tetap menjadi dirimu, pun aku
bukankah semua itu jauh lebih indah
*untuk siapa yang entah dimana dan kapan???
^_^
Minggu, 16 September 2012
dia
akan kusimpan rapat
tanpa ada yang tahu
tentang semua yang pernah terjadi
tentang kamu
tentang kita
dan tentang rasa ini
akan kulepaskan
agar bebas mengudara
rasa itu
yang pernah singgah
akan kuyakini
tentang semua janji-NYA
jika aku baik
maka dia pun baik
dan kau
mungkin saja dia
dan mungkin juga bukan
dan kita
pernah merangkai sebuah cerita
yang telah menjadi sejarah
sementara masa depan
sepenuhnya, milik-NYA
kamu, aku, dia
tak ada yang tahu
semua misteri
percaya saja akan janji-NYA
jika kamu adalah dia
maka tak akan pernah tertukar
cukup bersabar
dan jika kamu bukanlah dia
maka akan ada dia untukmu
dan akan ada pula dia untukku
dan semua akan indah pada waktunya...
Rabu, 12 September 2012
sampai lelah... sampai bosan
aku akan terus berdoa
sampai lelah, sampai bosan
bahkan setelah lelah
hingga setelah bosan
aku akan terus meminta dan mengemis
sampai kapanpun aku akan tetap berharap
meski jawaban belum kudapatkan
meski harapan masih jauh dari pemenuhan
aku akan terus berharap
sampai lelah, sampai bosan
bahkan hingga setelah keduanya
aku akan selalu mengemis mengharap kasih
berharap pinta bisa dipenuhi
berharap dosa terampuni
berharap agar selalu ada kesempatan untuk memperbaiki
berharap akan segala sesuatu yang dikehendaki
juga menjadi kehendak-NYA
aku akan terus meminta
aku akan terus mengemis
aku akan terus berharap
aku akan terus berdoa
sampai lelah
sampai bosan
bahkan hingga setelah keduanya...
Rabu, 05 September 2012
Gladi
Gladi...
Prosesi wisuda belum dilakukan
artinya gelar di belakang nama juga belum resmi bertambah
apalagi ijazah juga belum bisa diterima
semua perlu waktu
Tapi ya... begitulah
bahkan ketika dinyatakan lulus, setiap kita selaku mahasiswa pasti sangat senang
tiba-tiba tangan sudah penuh dengan karangan bunga sebagai ucapan selamat
padahal entah ilmunya benar-benar bisa dimanfaatkan atau justru hanya untuk sebuah gelar
Gladi...
berkaca hari ini, apa mungkin kami para mahasiswa yang baru lulus terlampau cepat senang
tapi sepertinya tak mengapa selama semuanya berjalan wajar
bersyukur, semakin tinggi mengenyam pendidikan, cara pandang kami berubah
berubah dalam memandang arti sebuah wisuda bahkan nilai dengan predikat cum-laude
karena yang terpenting adalah nilai kami di mata masyarakat
Gladi...
wisuda dan gelar itu bonus, kawan
sementara proses mengenyam pendidikan adalah rezeki sesungguhnya
tak banyak orang yang berkesempatan menjalani semua ini
so, tak masalah bahkan sangat wajar dan memang seharusnya bahagia, meskipun wisuda belum dilakukan
sedikit lagi...
Gladi...
setelah ini, bersiaplah meghadapi tantangan yang lebih ekstrem lagi di depan
ALLAH pasti punya maksud kenapa kesempatan kuliah lagi itu diberikan pada kita
pastinya agar manfaat kita makin besar
makin tinggi dan banyak gelar yang disandang, makin banyak pula tanggung jawab yang diemban
maka, bersiaplah
karena sekali lagi...
nilaimu di mata masyarakat jauh lebih penting
dan nilaimu di mata ALLAH jauh lebih utama...
Selasa, 04 September 2012
Mengertilah....
Kenapa sampai sekarang kau masih tak mengerti
tak ada orang yang berani menegurmu bahkan ketika kau salah
kenapa kau masih saja terlampau egois
kau tak akan pernah kena marah ataupun dibenci olehnya
ia hanya bisa marah padaku
mereka hanya bisa membenciku
tapi kenapa sampai sekarang kau masih saja keras padaku
bukankah aku sudah mengalah
bukankah aku sudah tak mengatakan apa-apa
bukankah aku sudah sering menahan emosi padamu
saat ku marah, aku mencoba untuk tetap diam
saat aku masih terlampau sakit hati, aku sudah mencoba melupakan semuanya
tapi kenapa?
mengertilah
mereka hanya sanggup marah padaku
jadi cukupkanlah egomu
jangan pernah lagi keras padaku
aku yang akan dipersalahkan
bahkan ketika kau yang salah
bahkan ketika aku sudah mengalah
aku tetap salah
jadi ku mohon, mengertilah...
Ungkap
dalam diam
ada rasa yang tersimpan
penuh
sesak
ingin tumpah
dalam bibir yang terkunci
ada rahasia yang tertutup rapat
tak perlu diungkap
ia telah terungkap dengan sendirinya
melalui mata yang bicara
melalui hati yang memanggil
melalui angin yang berhembus semilir
ia telah terungkap
dan ia telah sampai pada tujuannya
*23 Mei 2012
Lagi-Lagi.... DIAM...
bergeming dari rasa diam
kau tak tahu rasanya
kala diam membuatmu berpikir
jauh lebih dalam
dan di kala diam kau harus tersadar
untuk sesuatu yang membuatmu tak boleh lagi diam
kau terlalu banyak berpikir hingga nalarmu menembus batas normal
kau dahului kehendak-NYA melalui segala prasangka yang kau punya
kau merasa cukup pintar untuk menyatakan bahwa dugaan itu benar
dan akhirnya kau menyesal dalam diam
tapi kau tak pernah mengakui
kau sulit untuk mengakui bahwa kau salah
meskipun kau menyadari itu dengan pasti
tapi tak bisa kau kemukakan
kau simpa segalanya dengan baik dalam diam
lagi-lagi diam menjadi senjatamu
entah malu, entah kecewa
kau simpan segalanya dalam diam
kau tutup segalanya rapat hingga sesak dan tak bisa lagi bernapas
kau menyesal dan menyadari
diam tak selalu menjadi jalan
diam tak selalu bisa mengatasi segala hal yang membuatmu penat
Minggu, 26 Agustus 2012
Rasa
Dalam sebuah ruang, rasa itu tertanam
Ia bisa saja hilang jika takdirnya memperkenankan untuk tak bertahan lama berada di sana
Atau bisa saja ia terbaharui dengan rasa yang lebih baik
Atau ia telah berganti rupa menjadi rasa yang berbeda konteks dengan rasa sebelumnya
Dari segala apa yang dimiliki rasa, ia butuh dipelihara...
Aku baik-baik Saja
Mereka bilang aku tak serius
Terlalu banyak lelucon yang kukeluarkan
Dan terlalu sedikit air mata yang kuteteskan
Mereka tidak tahu bahwa ketika mereka membalikkan badannya dan hanya punggung yang terlihat, aku mulai berpikir, hatiku mulai lelah, dan sendiri membuatku menangis
Aku tak bisa bilang tentang segalanya
Segala hal yang bisa membuatku meneteskan air mata
Segala hal yang didefinisikan sebagai sebuah kerumitan
Aku hanya bisa diam dengan tawa
Dan selalu berkata aku baik-baik saja
Bukan karena semuanya telah usai
Tapi karena aku tahu, ALLAH tak akan pernah meninggalkanku sendirian...
Sabtu, 25 Agustus 2012
Part of Sketsa... (1)
Aku ini perempuan
Tapi aku tak mau menjadi perempuan biasa
Aku ingin menjadi inspirasi buat banyak orang
Terutama bagi anak-anakku kelak
Itu pula yang kuharapkan dari pasanganku
Yang bersamanya kami mengukir sejarah
Bukan hanya menjadi kenangan yang akan begitu saja hilang
Tetapi menjadi inspirasi yang patut dicontoh banyak orang
Lantas, apakah salah jika aku menentukan pilihan…