Kamis, 15 September 2011

Warna-Warni Senyum


Selalu ada hal yang bisa membuat kita tersenyum...
Meskipun saat ini sedang marah karena ada hal yang tak sesuai dengan keinginan atau bahkan idealisme kita...
Meskipun saat ini mata sedang berkaca-kaca karena hal yang menyedihkan atau sekedar karena mencium bau bawang yang sedang diiris....
Meskipun saat ini hati sedang merasa tersakiti atas sesuatu yang mungkin kurang ikhlas untuk kita terima saat ini....

Namun, dibalik itu semua...
Selalu saja ada hal yang bisa membuat kita tersenyum...
Ada senyum yang tulus dan ikhlas meski saat kita sedang menangis...
Ada senyum sinis yang tersungging di bibir di kala hati sedang sakit...
Ada senyum meremehkan sesuatu saat diri sedang marah...

Apapun kondisinya...
Senyum itu masih bisa hadir dalam berbagai rupa dan persepsi.
Dia masih bisa hadir di bibir meski tak hadir di hati.
Bahkan terkadang senyum juga yang menjadi simbol kepura-puraan atas diri

Yaaa....
Karena senyum tak selamanya bisa dipersepsikan sebagai "senyum" yang kita pahami selama ini.
Karena siapapun bisa mendefinisikannya sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.
Karena selalu ada sudut pandang lain mengenai berbagai hal di dunia ini...
Pun senyum...

Senin, 02 Mei 2011

Matahari & Lilin


Seseorang yang spesial berpesan padaku :

Jadilah seperti matahari yang bisa memberikan cahaya serta kehangatan kepada seluruh penduduk bumi.
Ia memang akan tenggelam saat senja mulai menyambut, namun itu hanya sementara sebagai waktu istirahatnya untuk mempersiapkan terbit di esok hari.
Ia juga kadang tertutup oleh awan yang senantiasa menemani. Bahkan terkadang hujan pun turut menjadi sahabatnya. Dan itulah tanda, bahwa ia siap menjadi sahabat tatkala langit terkesan murung dengan mendung, terkesan menangis karena hujan.
Bahkan, pelangi pun juga menjadi sahabatnya hingga langit terlihat indah.
Tidak hanya itu, cahayanya pun dibutuhkan oleh penghias langit malam, yaitu sang bintang.
Itulah matahari, yang senantiasa sinar dan kehangatannya dinantikan, dibutuhkan.
Ia baru akan benar-benar pergi ketika Sang Pencipta memang memutuskannya untuk tidak bisa lagi memberikan sinar dan hangatnya.

Harapannya agar aku bisa seperti matahari dan bukan lilin.
Karena lilin akan lumer ketika mulai memberikan cahaya dan kehangatan bagi lingkungannya.
Cahayanya pun terbatas.
Dan matahari, ia kuat dan menguatkan.
Ia bisa memberikan cahaya dan hangat tanpa harus lumer karenanya.
Ketika ia tenggelam di kala senja, itu adalah bentuk istirahatnya untuk memberikan harapan baru lagi di esok hari.

Itulah harapannya.
Agar aku layaknya matahari yang kuat dan menguatkan.
Yang mampu menjadi sahabat bagi siapapun.
Yang mampu memberikan kebaikan pada banyak pihak.
Yang semakin bermanfaat setiap waktunya sebagai manusia.