Sabtu, 09 Maret 2013

Moment Ber-3

Sampai saat ini, aku teramat sangat bersyukur ALLAH masih mengizinkan ku bersama mereka.
Dua orang terkasih yang jasanya tak akan pernah bisa kuganti dengan apapun.
Sampai saat ini pula, aku semakin bersyukur terlahir sebagai si sulung.
Karena itu berarti waktuku bersama mereka jauh lebih banyak dibandingkan adik-adik.
Meskipun tak dapat dipungkiri, tanggung jawabnya juga lebih besar.
Adik ngambek, aku yang salah.
Adik salah, aku juga yang salah.
Begitulah dinamika jadi anak sulung di rumah.
Tapi tak apa, aku sangat menikmati dan mensyukurinya.

Hari ini, kembali untuk kesekian kalinya aku mendapat kesempatan untuk bertiga saja dengan dua orang yang sangat aku cintai.
Aku sadar, waktuku yang tak banyak ini harus produktif serta bermanfaat buat mereka.
Apapun yang mereka minta akan aku turuti meskipun tak bisa kupungkiri ada beberapa hal yang membutuhkan diskusi panjang sebelum akhirnya aku mengikuti pendapat mereka atau mereka sepakat dengan pendapatku.
Di balik itu semua, aku sangat bersyukur karena keterbukaan mereka terhadap banyak hal dari pemikiranku yang mungkin kurang sejalan dengan pendapat mereka tapi kuanggap benar.
Pun aku, yang berusaha seperti mereka dalam menyikapi diriku yang seringkali bisa dikatakan keras kepala.

Rabbi, karuniaMu itu memang begitu indah. Kau hadirkan mereka yang begitu baik dan sayang padaku. Berkali-kali pula Kau berikan waktu yang berharga bagi ku dan mereka. Kau begitu baik dan teramat sangat baik. Karena Engkaulah Sang Maha.

Aku berharap semoga hubungan ini akan terus indah dan berkah karenaMu. Semoga pula, Kau meridhoi kami untuk tetap sebagai sebuah keluarga di surgaMu kelak.

Aamiinn...

Sabtu, 02 Maret 2013

Ulang

Lagi-lagi terulang
Dan terus berulang
Apa diri ini memang begitu rendah di matanya
Apa diri ini begitu tidak berharganya baginya
Apapun yang diri ini lakukan selalu salah
Jikapun benar, dianggapnya tiada

Seringkali aku berpikir
Mengapa orang lain lebih mudah menerima diri ini
Mengapa orang lain lebih mudah menyayangi diri ini
Dan dia serta mereka
Seringkali menyuruhku diam
Untuk sesuatu yang benar
Seringkali menganggapku rendah dan hina

Hati ini bukan batu
Jikapun batu, ia akan hancur
Jika ia dan mereka selalu mengujinya berkali-kali
Hati ini bukan lagi luka
Ia sudah robek
Aku berpura-pura tak terjadi apa-apa
Nyatanya, luka itu makin dalam karena berkali-kali lisan itu menghantam

Aku lelah
Tapi aku tak pernah ingin mereka menuai karma
Aku berharap mereka akan berubah menjadi lebih baik
Dan hatinya selalu diliputi bahagia
Cukup luka ini aku yang rasa
Dan kupercayakan DIA untuk bisa menyembuhkannya
Untuk membalas semua dengan kebaikan dan keberkahan
Meskipun lama
Meskipun aku telat menyadarinya...